Home / Info Madrasah / Jika Madrasah Nanti Libur, Mengaji Masih Tetap

Jika Madrasah Nanti Libur, Mengaji Masih Tetap

Banda Aceh-KemenagNews (24/7/2013) Fenomena sekolah (madrasah) libur dan tidak libur selama puasa, ada kurang-lebih, lebih-kurangnya juga. Dulu ada musimnya, kebijakan pemerintah daerah, sekolah libur sepanjang Ramadhan, di Aceh. Anak-anak manfaatkan untuk bermain, yang memang dunianya anak-anak, dan kegiatan sosial ‘keanak-anakan’, baik di meunasah maupun sekitar kampung, yang membekas hingga remaja. Barangkali kita yang sekarang jadi ayah anak-anak rasakan nikmatnya liburan puasa. Kelebihan dulu, di luar Ramadhan memang semua anak mengaji, bukan di depan tivi dan cafe.

Kata pakar Psikologi Aceh, aktif di Jakarta, Bu Elly Risman, “Jika anak kita cerabutkan masa kanak-kanaknya dari bermain, maka dia akan terus bermain di waktu dewasa.” Barangkali sebagian kita sering ‘main-main’ saat bekerja, mengelola daya, dan memenej dana, atau menjadikan apa pun objek mainan. sebab memang belum memadai bermain saat kecil.

Ramai wali murid yang memanfaatkan libur panjang dengan mendatngkan ‘klinik doto’ untuk Sunnah Rasul, atau ‘mantri gampong’ yang diundang ke bilik rumah, untuk ‘menyayat ujung’ saat khitanan itu. Sebab lama sembuhnyam jika ‘tanda baligh’ itu ‘disunat’ di musim sekolah. Ada yang bekas ‘cincin potongan’ membengkak dan lama pulihnya, sebab tidak mau jaga pantangan. Bebeda dengan kecanggihan alat medis sekarang, yang hari ini anak dikhitan, besok anak main bola.

Namun, sejak jadwal anak kita di sekolah/ madrasah dan les sepadat abangnya kuliah, maka kebijakan sekolah di bulan puasa pun berubah-ubah. Tahun ini, dan sebelumnya, umumnya ada yang kegiatan sekolah dua minggu di tengah Ramadhan.

“Kami bagain dari aktivitas Masjid Raya Baiturrahman, tapi otonom mengurus rumah tangga sendiri, sejak berdiri 1996, tetap adakan pengajian. Sebab sekolah memang liburan, tapi mengaji tetap. Kami mengaji pagi, yang biasanya di luar puasa itu jadwalnya sore, ba’da ‘ashar. Sebab sekolah memang liburan, dan anak serta walinya tidak masalah dengan antar-jemput dan jam mengaji, santai dan bersahaja sekali, meski ustadz dan anak didik mungkin baru bangun,” jelas Direktur TPQ Plus Baiturrahman.

“Begitu kebijakan sekolah, sebagaimana selama ini diterapkan, maka kelas-kelas pengajian di TPQ diisi oleh anak sekolah yang libur penuh (kelas 1 dan 2) saja, atau oleh anak yang walinya lebih memilih mengaji ketimbang ikut ‘pesantren kilat’ sekolah, atau oleh anak yang belum ke sekolah atau sudah liburan sekolah, sebab kita mengaji sejak beberapa hari masuki puasa, hingga jelang lebaran. Sedangkan sekolah di tengah-tengah saja, dan tidak tiap hari,” tambah Muhammad Yakub Yahya, staf Subbag Informasi – Humas Kanwil Kemenag Aceh.

“Pengajian TPQ Baiturrahman selama Ramadhan, di dalam masjid, teras masjid, dan halaman masjid, pagi (09.30-11.00 WIB), bukan sore (sebagaimana di luar Ramadhan). Libur hanya di awal dan akhir bulan puasa. Wali Murid juga ada mengaji, sejak dhuha di teras masjid, sembari menanti anaknya pulang, jelang siang,” tambah Yakub, mantan penghulu di KUA Mesjid Raya (Krueng Raya), Aceh Besar.

“Libur Awal Ramadhan, Senin-Sabtu (8-13 Juli) atau 29 Sya’ban-4 Ramadhan; Pengajian Selama Ramadhan: Senin-Sabtu (15 Juli-3 Agt) atau (6-25 Ramadhan); Pengajian pagi (09.30-11.00 WIB); Libur Syawal 1434 H: Senin-Sabtu (5-17 Agt) atau (27 Ramadhan-10 Syawal); libur 2 minggu; Pengajian Usai Puasa Syawal: Senin (19 Agt); atau (sejak 12 Syawal), sore kembali,” rinci Yakub, Pengarah Remaja Masjid Raya Baiturrahman.

“Prinsipnya, pengajian Ramadhan agar anak didik tidak hura-hura saja tanpa belajar. Jika ada kegiatan di sekolah/madrasah, biasa Walimurid boleh memilih saja, anak-anak hadir ke sekolah atau ke TPQ, asal anak-anaknya ada aktivitas Ramadhan. Jika kegiatan Ramadhan di sekolah sudah libur, anak-anak mengaji kembali ke Baiturrahman, dan dilayani kembali,” banding Muhammad Yakub, ayah empat putra putri ini lagi.

Sekretaris Majalah Santunan, Muhammad Yakub singgug juga, “Materi pengajian Ramadhan lebih pada spritualitas/ruhiyah, fiqih puasa, sejarah puasa, doa-doa, dan mengaji sebagaimana biasa, tidak semata-mata roster di luar Ramadhan. Kami tetap mengaji, dengan baju seragam, bukan pesantren kilat (sanlat) yang hanya didengar di saat puasa….” [juanda/y] (http://aceh.kemenag.go.id)

Print Friendly, PDF & Email

About admin

Check Also

Kepala Kankemenag Lantik Pengurus Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah Kabupaten Bireuen

BIREUEN – Faisal Ali – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Bireuen, Dr.Muhammad Amin, S.Ag,MA melantik …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *