Oleh : Drs. Ibrahim
(Penyuluh Agama Islam Fungsional Kecamatan Peusangan Selatan)
Salah satu ciri bentuk keimanan seorang Muslim adalah ketika dia berbahagia ketika dapat bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan. Orang beriman menyadari besarnya keutamaan bulan tersebut.
عن أبى هريرة رضي الله عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى عيه وسلم :
ﻗَﺪْ ﺟَﺎﺀَﻛُﻢْ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥُ، ﺷَﻬْﺮٌ ﻣُﺒَﺎﺭَﻙٌ، ﺍﻓْﺘَﺮَﺽَ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺻِﻴَﺎﻣَﻪُ، ﺗُﻔْﺘَﺢُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ، ﻭَﺗُﻐْﻠَﻖُ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺑْﻮَﺍﺏُ ﺍﻟْﺠَﺤِﻴﻢِ، ﻭَﺗُﻐَﻞُّ ﻓِﻴﻪِ ﺍﻟﺸَّﻴَﺎﻃِﻴﻦُ، ﻓِﻴﻪِ ﻟَﻴْﻠَﺔٌ ﺧَﻴْﺮٌ ﻣِﻦْ ﺃَﻟْﻒِ ﺷَﻬْﺮٍ، ﻣَﻦْ ﺣُﺮِﻡَ ﺧَﻴْﺮَﻫَﺎ ﻓَﻘَﺪْ ﺣُﺮِﻡَ
Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Telah tiba kepada kalian Ramadhan bulan yang penuh berkah, Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa padanya. Di dalam bulan ini dibukakan pintu-pintu langit, ditutup pintu-pintu neraka, dibelenggu pemimpin setan, dan di dalamnya Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang diharamkan dari kebaikannya maka sungguh dia telah-benar-benar diharamkan kebaikan.” (HR An-Nasa’i dan Al-Baihaqi dalam Shahih At-Targhib)
Ibnu Rajab menjelaskan, hadits tersebut menjadi dasar bagi umat Muslim untuk berbagi suka cita atas datangnya bulan suci Ramadhan. Bagaimana mungkin orang beriman tidak bergembira ketika pintu surga yang dibuka, dan bagaimana mungkin seorang pendosa tidak bersuka cita atas ditutupnya pintu neraka, dan bagaimana mungkin orang yang berakal tidak bahagia ketika setan-setan dibelenggu.
Dalam riwayat Thalhah bin Ubaidullah juga dijelaskan tentang dua orang laki-laki dari Baliy yang datang menemui Rasulullah SAW dan masuk Islam. Salah satu dari kedua orang itu lebih semangat berjihad dari yang lainnya, kemudian dia pergi berperang sehingga dia syahid. Lalu orang yang satunya lagi masih hidup selama setahun setelahnya, lalu dia meninggal dunia.
Kemudian Thalhah berkata, “Kemudian aku bermimpi seakan-akan aku berada di pintu surga. Tiba-tiba aku berada di sisi kedua laki-laki tersebut, setelah itu Malaikat keluar dari surga. Malaikat itu kemudian mengizinkan laki-laki yang meninggal dunia belakangan dari keduanya untuk memasukinya, kemudian dia keluar lagi dan mempersilakan kepada laki-laki yang telah syahid. Lalu malaikat itu kembali kepadaku dan berkata, ‘Kembalilah kamu, sebab belum saatnya kamu memperoleh hal ini.'”
Lantas Thalhah menceritakan hal tersebut kepada orang-orang, lalu sampailah cerita ini kepada Rasulullah SAW. Nabi Muhammad bertanya tentang perkara mana yang membuat orang-orang heran. Lalu mereka bertanya kepada Nabi SAW soal mengapa orang yang meninggal belakangan itu justru masuk surga lebih dulu dari orang yang paling semangat berjihad lalu syahid.
Nabi Muhammad SAW kemudian bertanya, “Bukankah orang ini hidup setahun setelahnya?” Mereka pun mengiyakannya. Nabi SAW bersabda, “Bukankah dia mendapatkan bulan Ramadan dan berpuasa? Dia juga telah mengerjakan sholat ini dan itu dengan beberapa sujud dalam setahun?” Mereka mengiyakannya.
Nabi SAW bersabda lagi, “Sesungguhnya di antara keduanya sangat jauh berbeda (dalam hal kebaikan) bagaikan langit dan bumi.” (HR Ibnu Majah, disahihkan Ibnu Hibban) .Adapun keistimewaan yang agung dari bulan yang penuh berkah ini, yaitu,
Pertama, dibukanya pintu-pintu surga di bulan Ramadhan. Hal ini karena banyaknya amal shalih yang disyariatkan di bulan tersebut yang menyebabkan masuknya seseorang ke dalam surga.
Kedua, ditutupnya pintu-pintu neraka di bulan ini, disebabkan oleh sedikitnya maksiat yang dapat memasukkan ke dalam neraka.
Ketiga, setan-setan dibelenggu di bulan Ramadhan. Setan tidak mampu untuk menggoda (menyesatkan) manusia, menjerumuskan manusia dalam kemaksiatan, atau memalingkan manusia dari amal shalih, sebagaimana yang setan lakukan di selain bulan Ramadhan.
Tercegahnya manusia -di bulan yang penuh berkah ini- dari melakukan berbagai hal yang keji merupakan rahmat untuk kaum muslimin, sehingga mereka pun memiliki kesempatan untuk mengerjakan berbagai amal kebaikan dan menghapus dosa-dosa mereka.
Dan termasuk dalam keutamaan bulan yang penuh berkah ini adalah dilipatgandakannya amal kebaikan di dalamnya. Diriwayatkan bahwa amalan sunnah di bulan Ramadhan memiliki pahala yang sama dengan amal wajib. Satu amal wajib yang dikerjakan di bulan ini setara dengan 70 amal wajib. Barangsiapa yang memberi buka puasa untuk seorang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka, dan baginya pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala oarang yang berpuasa tersebut sedikit pun.
Semua kebaikan, berkah, dan anugerah ini diberikan untuk kaum muslimin dengan datangnya bulan yang penuh berkah ini. Oleh karena itu, hendaklah kaum muslimin menyambut bulan ini dengan kegembiraan dan keceriaan, memuji Allah yang telah mempertemukannya (dengan bulan Ramadhan), dan meminta pertolongan kepada-Nya untuk dapat berpuasa dan mengerjakan berbagai amal shalih di bulan Ramadhan.